Menuntut ilmu menjadi salah satu hal yang dianjurkan oleh agama Islam.
Bahkan amalan yang satu ini memiliki keutamaan yang sangat agung
terlebih lagi ilmu mengenai syariat Allah SWT. Maka tidak heran jika
kemudian banyak orang yang berlomba-lomba untuk menuntut ilmu.
Bagi orang yang memahami ilmu agama tentu akan menjaga tingkah laku dan ucapan mereka agar tidak melenceng dari ajaran syariat. Barulah ketika hal tersebut dapat dilakukan maka ilmunya akan menjadi lebih berkah.
Bagi orang yang memahami ilmu agama tentu akan menjaga tingkah laku dan ucapan mereka agar tidak melenceng dari ajaran syariat. Barulah ketika hal tersebut dapat dilakukan maka ilmunya akan menjadi lebih berkah.
Akan tetapi, tidak selamanya ilmu yang dituntut tersebut dapat
membuahkan keberkahan. Ada perkara-perkara yang ternyata dapat
menghilangkan berkah dari ilmu itu sendiri. Perkara apakah yang
dimaksud? Berikut informasi selengkapnya.
Ternyata perkara yang dapat menghilangkan keberkahan dari suatu ilmu itu ialah debat. Debat merupakan salah satu perbuatan berbicara yang tidak membuahkan pahala. Sebisa mungkin kita harus meninggalkan perkara ini, sebab ada balasan luar biasa jika kita mampu menghindarinya. Nabi Muhammad S.A.W bersabda;
“Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.” (HR. Abu Dawud dalam Kitab al-Adab, hadits no 4167. Dihasankan oleh al-Albani dalam as-Shahihah [273] as-Syamilah)
Tanpa disadari, terkadang kita merasa harus memaksakan kehendak dan pendapat yang kita punya. Bahkan tidak jarang, dalam proses perdebatan tersebut kita justru melecehkan dan meremehkan lawan bicara karena mereka pendapat kita adalah satu-satunya yang harus diterima.
Berdebat yang demikian ini dapat membuat kerasnya hati seseorang. Selain itu, orang yang gemar berdebat lama kelamaan bisa menjadi sosok yang sombong dan semakin jauh dari ketaatan kepada Allah SWT.
Allah SWT memerintahkan kepada umat-Nya untuk sebisa mungkin meninggalkan perbuatan debat. Allah SWT berfirman:
“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kalian berbantah-bantahan, yang menyebabkan kalian menjadi gentar dan hilang kekuatan kalian dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al-Anfal: 46)
Bahkan orang yang gemar berdebat dan tidak mau kalah dalam debat tersebut termasuk ke dalam golongan yang dibenci oleh Allah SWT. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang paling keras debatnya,” (HR. Bukhari, no. 4523; Muslim, no. 2668).
Keberkahan ilmu yang sudah dituntut itu dapat menghilang karena debat dirinya sengaja menjatuhkan dirinya ke dalam perdebatan yang bertujuan untuk meraih kemenangan dan menjatuhkan lawan bicaranya. Maka tidak heran jika Allah tidak memberikan keberkahan-Nya kepada orang yang berbuat demikian.
Alangkah baiknya jika berselisih paham mengenai sebuah perkara maka berdiskusilah. Berdiskusi ini harus bertujuan untuk meraih kebenaran dan menyanggah kebatilan. Hal ini sejalan dengan perintah Allah dalam Al-Quran yang berbunyi, “Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik,” (QS. An-Nahl: 125).
Selain itu, kita juga harus memperhatikan perbuatan selama di dunia agar bisa menjadi bekal kebaikan untuk di akhirat kelak.Allah Ta’ala berfirman
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)!” (QS Al-Hasyr: 18)
Demikianlah informasi mengenai perbuatan yang dapat menghilangkan keberkahan ilmu. Oleh karena itu, sebisa mungkin kita selaku umat Islam menghindari perkara di atas agar ilmu yang sudah didapatkan diberi keberkahan oleh Allah dan membuahkan pahala untuk di akhirat kelak.
Ternyata perkara yang dapat menghilangkan keberkahan dari suatu ilmu itu ialah debat. Debat merupakan salah satu perbuatan berbicara yang tidak membuahkan pahala. Sebisa mungkin kita harus meninggalkan perkara ini, sebab ada balasan luar biasa jika kita mampu menghindarinya. Nabi Muhammad S.A.W bersabda;
“Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.” (HR. Abu Dawud dalam Kitab al-Adab, hadits no 4167. Dihasankan oleh al-Albani dalam as-Shahihah [273] as-Syamilah)
Tanpa disadari, terkadang kita merasa harus memaksakan kehendak dan pendapat yang kita punya. Bahkan tidak jarang, dalam proses perdebatan tersebut kita justru melecehkan dan meremehkan lawan bicara karena mereka pendapat kita adalah satu-satunya yang harus diterima.
Berdebat yang demikian ini dapat membuat kerasnya hati seseorang. Selain itu, orang yang gemar berdebat lama kelamaan bisa menjadi sosok yang sombong dan semakin jauh dari ketaatan kepada Allah SWT.
Allah SWT memerintahkan kepada umat-Nya untuk sebisa mungkin meninggalkan perbuatan debat. Allah SWT berfirman:
“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kalian berbantah-bantahan, yang menyebabkan kalian menjadi gentar dan hilang kekuatan kalian dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al-Anfal: 46)
Bahkan orang yang gemar berdebat dan tidak mau kalah dalam debat tersebut termasuk ke dalam golongan yang dibenci oleh Allah SWT. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang paling keras debatnya,” (HR. Bukhari, no. 4523; Muslim, no. 2668).
Keberkahan ilmu yang sudah dituntut itu dapat menghilang karena debat dirinya sengaja menjatuhkan dirinya ke dalam perdebatan yang bertujuan untuk meraih kemenangan dan menjatuhkan lawan bicaranya. Maka tidak heran jika Allah tidak memberikan keberkahan-Nya kepada orang yang berbuat demikian.
Alangkah baiknya jika berselisih paham mengenai sebuah perkara maka berdiskusilah. Berdiskusi ini harus bertujuan untuk meraih kebenaran dan menyanggah kebatilan. Hal ini sejalan dengan perintah Allah dalam Al-Quran yang berbunyi, “Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik,” (QS. An-Nahl: 125).
Selain itu, kita juga harus memperhatikan perbuatan selama di dunia agar bisa menjadi bekal kebaikan untuk di akhirat kelak.Allah Ta’ala berfirman
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)!” (QS Al-Hasyr: 18)
Demikianlah informasi mengenai perbuatan yang dapat menghilangkan keberkahan ilmu. Oleh karena itu, sebisa mungkin kita selaku umat Islam menghindari perkara di atas agar ilmu yang sudah didapatkan diberi keberkahan oleh Allah dan membuahkan pahala untuk di akhirat kelak.
Komentar
Posting Komentar